Museum Mandala Bhakti : Riwayat Panjang Sebuah Bangunan Tua Kota Semarang

 Museum Mandala Bhakti

Riwayat Panjang Sebuah Bangunan Tua Kota Semarang

Oleh : Vitho Anugrah Pratomo


    Semarang Kota Atlas (Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat) begitu kota ini dijuluki oleh orang-orang disana. Tetapi ada sebagian pula yang menyebutnya dengan nama Semarang Kota Lumpia yang diambil dari nama salah satu kuliner yang fenomenal disana. Kota yang secara resmi memiliki hari jadi pada tanggal 02 Mei 1547 ini merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Maka tak heran banyak ditemukan sisa peradaban kuno yang ada disana, salah satunya adalah gedung tua yang kini telah menjadi museum perjuangan tak lain tak bukan adalah Museum Mandala Bhakti Kodam IV/Diponegoro.

    Gedung ini jauh sebelum menjadi sebuah museum merupakan gedung yang dibangun pada masa Kolonial Hindia Belanda tepatnya sekitar tahun 1930-an. Bangunan yang dirancang oleh arsitek Belanda bernama Tuan I. Kuhr. E dari Firma Ooiman dan van Leeuwen pada awalnya dibangun untuk keperluan sipil di Hindia Belanda yakni sebagai gedung Raad van Justitie atau semacam gedung pengadilan tinggi yang dikhususkan untuk golongan Eropa di Semarang. 



Raad van Justitie. Diambil dari Jl. Bodjong (Pemuda) sekitar tahun 1930-an
sumber : indischeliterairewandelingen.nl


Museum Mandala Bhakti. Diambil dari posisi yang sama di tahun 2021
sumber : Google Street View by Google Maps


    Saat masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda dari tahun 1942-1945, gedung ini tak luput dari pengambilalihan oleh militer Jepang. Kampetai (Agen Polisi Rahasia Jepang) pernah menduduki gedung ini dan bermarkas di dalamnya. Sealur dan seiring dalam sejarah pendudukan Jepang di Semarang, gedung ini juga menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari Semarang tanggal 15-19 Oktober 1945. Saat pertempuran sengit berlangsung, markas Kampetai ini dikepung oleh pemuda dan pejuang kemerdekaan. Lokasi pertempuran yang paling terkenal dan durasi pertempuran yang lama serta banyak memakan korban adalah persis di depan gedung ini yang kini telah dibuat tugu yang bernama Tugu Muda. Dibangun untuk mengingat pertempuran heroik yang dicatat sebagai salah satu palagan yang menentukan dalam tubuh perjuangan Angkatan Perang Indonesia. Konon, ada sebuah urban legend yang berkembang di masyarakat sekitar gedung itu dan pecinta sejarah yaitu pada bagian aula museum ini kerap tercium bau anyir atau bau seperti darah. Konon pula disana Kampetai membunuh para pejuang atau orang yang dianggap tidak simpatik terhadap Jepang. Wallahu'alam.

Diorama Pertempuran Lima Hari Semarang di depan Museum Mandala Bhakti. Koleksi Museum Ronggowarsito Semarang
sumber : kisahklasikduniaku.blogspot.com



    Setelah berakhirnya pendudukan Jepang di Indonesia, maka gedung ini diambil alih oleh bangsa Indonesia. Tercatat penggunaan gedung ini selanjutnya jatuh ke tangan TNI-AD dalam hal ini hak pemakaian berada di tangan Kodam VII/Diponegoro (kini bernama Kodam IV/Diponegoro). Pada tahun 1950-an gedung ini dipakai oleh Kodam Diponegoro sebagai markas komando (Makodam). Gedung ini menjadi Makodam IV/Diponegoro hingga tahun 1985 sebelum akhirnya pindah ke gedung Makodam baru di daerah Watugong, Semarang. 

    Selepas dari penggunaannya sebagai Makodam, gedung ini dijadikan olehnya museum perjuangan yang bernama Museum Mandala Bhakti. Gedung ini sudah beberapa kali direnovasi sehingga sampailah kepada bentuk yang sekarang. Museum ini banyak menyimpan benda koleksi berupa peninggalan masa perang baik itu milik TNI, rakyat, maupun hasil rampasan perang. 


Museum Mandala Bhakti pasca renovasi. Tahun 2021
sumber : Nizar Kausar, Google Images

Raad van Justitie, sebelum menjadi museum. Sekitar 1930-1940an
sumber : Tropen Museum, Belanda

Di Depan Musuem Mandala Bhakti pasca renovasi. Tahun 2020
sumber : Dok Pribadi Vitho Historia


Museum Mandala Bhakti sebelum renovasi. Tahun 2017
sumber : Dok Pribadi Vitho Historia



    Identitas Museum :

  • Museum Mandala Bhakti Kodam IV/Diponegoro
  • Alamat : Jl. MGR Sugiyopranoto No. 1 (Komplek Tugu Muda) Semarang
  • Tiket Masuk : GRATIS
  • Jam Operasional : Selasa-Kamis (08:00-18:00) ; Jumat (08:00-10:30) ; Minggu (08:00-12:00) ; Senin & hari besar TUTUP.

Sumber Artikel

Asdiana, I Made. 2015. Menengok Jejak Perjuangan Bangsa di Museum Mandala Bhakti Semarang   https://travel.kompas.com/read/2015/08/03/162136027/Menengok.Jejak.Perjuangan.Bangsa.di.Museu    m.Mandala.Bhakti.Semarang?page=all

Anonim. __. Museum Mandala Bhakti
    http://p2kp.stiki.ac.id/id3/3060-2956/Museum-Mandala-Bhakti_98203_p2kp-stiki.html

Anonim. __. Museum Mandala Bhakti
    https://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/123-museum-mandala-bhakti.html

Wikipedia. __. Museum Mandala Bhakti
    https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Mandala_Bhakti


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru : Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964

Galeri Foto Jadul Jembatan Siak 1 (Leton) Pekanbaru

Pesawat Avon Sabre 86 : Apa Iya Dibeli Oleh Orang Pekanbaru?

Pertempuran Sungai Pagar (TNI vs PRRI) : Kiprah Pasukan Banteng Raiders 1 (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

Pengejaran ke Lipatkain, Satu Truk PRRI Disikat Habis! : Kiprah Pasukan Banteng Raiders I (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

Galeri Foto ABRI (TNI & POLRI) saat Kerusuhan Mei 1998

Peresmian Jembatan Siak 1 (Jembatan Leton) Pekanbaru

Sejarah Kelok 9 : Warisan Sejak Era Kolonial Belanda