Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru : Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964

Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru

Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964

Oleh : Vitho Anugrah Pratomo

sumber : sampul oleh Vitho Historia, 2021

    Saat pecah kejadian Ganyang Malaysia atau biasa juga dikenal dengan kampanye Operasi Dwikora yang dimana saat itu terjadi ketegangan antara Indonesia dan Malaysia dikarenakan Presiden Soekarno menolak konsep pembentukan Federasi Malaya karena menurutnya itu adalah upaya Nekolim (Neo Kolonialisme & Imperialisme) Inggris di Asia Tenggara, Letnan Dua Pierre Tendean yang saat itu bertugas di Batalyon Zeni Tempur 1 (Yonzipur-1) dipanggil atasan untuk mengikuti kursus intelejen TNI-AD tahun 1963 di Bogor, Jawa Barat.

    Sesaat lulus dari sekolah intelejen selama tiga bulan pendidikan, melalui surat perintah yang dikeluarkan oleh Dirzi No. SP 507/11/1963, Pierre ditugaskan untuk memimpin pasukan gerilya sukarelawan yang akan menyusup ke Malaysia untuk persiapan operasi. Tentu saja ini adalah tugas yang sangat berat diemban oleh Pierre. Secara otomatis pula dengan tugas ini membawanya untuk tampil di garis depan.

Pierre Tendean (kiri) saat mengikuti pendidikan intelejen di Pusdikintel, Bogor, 1963
sumber : Sang Patriot : Biografi Resmi Pierre Tendean

        Singkat cerita, Pierre mendapatkan tugas untuk inflitrasi ke Malaysia. Perlu diketahui, sebagai seorang intelejen tentunya Pierre tidak menggunakan nama asli sebagai nama panggung. Rudy, adalah nama intelejen yang ia sandang (Letjen Purn Arie Sadewo, dalam wawancaranya dengan harian republika tahun 2011).

    Setiap melakukan aksinya untuk penyusupan ke Malaysia di daerah perbatasan di Kepulauan Riau, Pierre terlebih dahulu melewati jalur dari Pekanbaru. Selain Pierre, banyak juga perwira lain (terutama dari Zeni, rekan Pierre) yang ditugaskan di Pekanbaru juga. Penugasan mereka bersama kecabangan Zeni AD untuk mempersiapkan sarana dan prasarana dukungan upaya konfrotansi Malaysia di perbatasan. Dalam persiapan ini pada bulan Januari/Februari 1964 Direktorat Zeni AD mendapatkan tugas untuk membuat/merenovasi lapangan terbang di Pekanbaru dengan satuan pelaksana dua detasemen dari Yonzikon 2 (kini Yonzikon 12) yang secara bergiliran dikirim ke Pekanbaru.

      Pengerjaan pembuatan lapangan terbang di Simpang Tiga, Pekanbaru ini adalah untuk memperpanjang landasan dari yang awalnya 600 meter menjadi 1.900 meter dengan lebar 30 meter. Renovasi ini juga mengubah lapangan pacu dari yang semulanya rumput menjadi aspal sehingga dapat didarati oleh pesawat sekelas Fokker F28. Selain itu, satu kompi dari Yonzipur 3 yang dipimpin oleh Kapten (Czi) Muchtar diperbantukan kepada Brigif 15/Siliwangi yang bertugas di Pekanbaru untuk pemasangan jembatan ponton di Rantau Berangin, Kabupaten Kampar, Riau.

    Ketika mampir di Pekanbaru, Pierre mengontak temannya yang bertugas disana yakni Letnan Dua Thomas Atmadji yang saat itu tengah melakukan renovasi Lapangan Terbang Simpang Tiga. Pengakuan Thomas Atmadji kalau saat itu beliau (Pierre) pernah membawa dia makan bareng di salah satu restoran besar dan populer di Pekanbaru saat itu, yakni Restoran Gelas Mas di Jl. Sulaiman, Pasar Sago, Pekanbaru. Restoran ini menjual menu yang kebanyakan chinese food dan tentu saja harganya mahal. Sebagian orang Pekanbaru mengatakan kalau restoran ini dulunya sering dikunjungi oleh pegawai Caltex (CPI) yang bule-nya dikarenakan menu disini juga kebanyakan adalah masakan non-halal.


Letda Thomas Atmadji, rekan Pierre yang diajak traktir makan di Restoran Gelas Mas, Pekanbaru. Foto terbaru beliau saat mengikuti webinar Pierre Tendean, Februari 2021 kemarin.
sumber : twitter @sebutsajavenus

Kondisi terkini ruko ex Restoran Gelas Mas, Jl. Sulaiman, Pasar Sago, Pekanbaru
sumber : Dokumentasi Vitho Historia, 2021

    Pada kesempatan itu Pierre mentraktir Thomas. Thomas pun sempat heran kok bisa-bisanya Pierre mengajaknya makan di tempat makan mahal yang dimana isinya mayoritas adalah pengusaha atau tauke Tionghoa dan pegawai perusahaan minyak (Caltex) yang umumnya orang asing. Padahal tahun-tahun segitu adalah masa sulit yang dimana buat makan sehari-hari saja sudah cukup. Disini Pierre menunjukkan kesetiakawanannya dengan selalu mengingat teman-teman seperjuangan yang mungkin nasibnya tidak seberuntung Pierre sendiri.

Kondisi di depan bangunan ex Restoran Gelas Mas yang berada di area Pasar Sago, Pekanbaru
sumber : Dokumentasi Vitho Historia, 2021

    Begitulah sedikit kisah mengenai Pierre Tendean dan Restoran Gelas Mas Pekanbaru yang cukup fenomenal pada zamannya. Kini restoran tersebut sudah tutup namun masih ada plang nama di bagian depan restoran. Mungkin selagi masih ada objeknya, ayo didokumentasikan. Ternyata Pekanbaru mempunyai sejarah unik juga di dalamnya.


Sumber Artikel :

Besman, Abie, dkk. 2019. Sang Patriot Biografi Resmi Pierre Tendean. Kompas Media Nusantara : Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galeri Foto Jadul Jembatan Siak 1 (Leton) Pekanbaru

Pesawat Avon Sabre 86 : Apa Iya Dibeli Oleh Orang Pekanbaru?

Pertempuran Sungai Pagar (TNI vs PRRI) : Kiprah Pasukan Banteng Raiders 1 (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

Pengejaran ke Lipatkain, Satu Truk PRRI Disikat Habis! : Kiprah Pasukan Banteng Raiders I (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

Galeri Foto ABRI (TNI & POLRI) saat Kerusuhan Mei 1998

Peresmian Jembatan Siak 1 (Jembatan Leton) Pekanbaru

Sejarah Kelok 9 : Warisan Sejak Era Kolonial Belanda

Museum Mandala Bhakti : Riwayat Panjang Sebuah Bangunan Tua Kota Semarang