Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru : Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964
Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru
Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964
Saat
pecah kejadian Ganyang Malaysia atau
biasa juga dikenal dengan kampanye Operasi Dwikora yang dimana saat itu terjadi
ketegangan antara Indonesia dan Malaysia dikarenakan Presiden Soekarno menolak
konsep pembentukan Federasi Malaya karena menurutnya itu adalah upaya Nekolim
(Neo Kolonialisme & Imperialisme) Inggris di Asia Tenggara, Letnan Dua Pierre
Tendean yang saat itu bertugas di Batalyon Zeni Tempur 1 (Yonzipur-1) dipanggil
atasan untuk mengikuti kursus intelejen TNI-AD tahun 1963 di Bogor, Jawa Barat.
Sesaat
lulus dari sekolah intelejen selama tiga bulan pendidikan, melalui surat
perintah yang dikeluarkan oleh Dirzi No. SP 507/11/1963, Pierre ditugaskan
untuk memimpin pasukan gerilya sukarelawan yang akan menyusup ke Malaysia untuk
persiapan operasi. Tentu saja ini adalah tugas yang sangat berat diemban oleh
Pierre. Secara otomatis pula dengan tugas ini membawanya untuk tampil di garis
depan.
![]() |
Pierre Tendean (kiri) saat mengikuti pendidikan intelejen di Pusdikintel, Bogor, 1963 sumber : Sang Patriot : Biografi Resmi Pierre Tendean |
Singkat
cerita, Pierre mendapatkan tugas untuk inflitrasi ke Malaysia. Perlu diketahui,
sebagai seorang intelejen tentunya Pierre tidak menggunakan nama asli sebagai nama panggung. Rudy, adalah nama
intelejen yang ia sandang (Letjen Purn Arie Sadewo, dalam wawancaranya dengan
harian republika tahun 2011).
Setiap melakukan aksinya untuk penyusupan ke Malaysia di daerah perbatasan di Kepulauan Riau, Pierre terlebih dahulu melewati jalur dari Pekanbaru. Selain Pierre, banyak juga perwira lain (terutama dari Zeni, rekan Pierre) yang ditugaskan di Pekanbaru juga. Penugasan mereka bersama kecabangan Zeni AD untuk mempersiapkan sarana dan prasarana dukungan upaya konfrotansi Malaysia di perbatasan. Dalam persiapan ini pada bulan Januari/Februari 1964 Direktorat Zeni AD mendapatkan tugas untuk membuat/merenovasi lapangan terbang di Pekanbaru dengan satuan pelaksana dua detasemen dari Yonzikon 2 (kini Yonzikon 12) yang secara bergiliran dikirim ke Pekanbaru.
Pengerjaan pembuatan lapangan terbang di Simpang Tiga, Pekanbaru ini adalah untuk memperpanjang landasan dari yang awalnya 600 meter menjadi 1.900 meter dengan lebar 30 meter. Renovasi ini juga mengubah lapangan pacu dari yang semulanya rumput menjadi aspal sehingga dapat didarati oleh pesawat sekelas Fokker F28. Selain itu, satu kompi dari Yonzipur 3 yang dipimpin oleh Kapten (Czi) Muchtar diperbantukan kepada Brigif 15/Siliwangi yang bertugas di Pekanbaru untuk pemasangan jembatan ponton di Rantau Berangin, Kabupaten Kampar, Riau.
Ketika
mampir di Pekanbaru, Pierre mengontak temannya yang bertugas disana yakni
Letnan Dua Thomas Atmadji yang saat itu tengah melakukan renovasi Lapangan Terbang
Simpang Tiga. Pengakuan Thomas Atmadji kalau saat itu beliau (Pierre) pernah
membawa dia makan bareng di salah
satu restoran besar dan populer di Pekanbaru saat itu, yakni Restoran Gelas Mas
di Jl. Sulaiman, Pasar Sago, Pekanbaru. Restoran ini menjual menu yang
kebanyakan chinese food dan tentu
saja harganya mahal. Sebagian orang Pekanbaru mengatakan kalau restoran ini
dulunya sering dikunjungi oleh pegawai Caltex (CPI) yang bule-nya dikarenakan menu disini juga kebanyakan adalah masakan
non-halal.
![]() |
Kondisi terkini ruko ex Restoran Gelas Mas, Jl. Sulaiman, Pasar Sago, Pekanbaru sumber : Dokumentasi Vitho Historia, 2021 |
Pada
kesempatan itu Pierre mentraktir Thomas. Thomas pun sempat heran kok
bisa-bisanya Pierre mengajaknya makan di tempat makan mahal yang dimana isinya
mayoritas adalah pengusaha atau tauke Tionghoa dan pegawai perusahaan minyak (Caltex)
yang umumnya orang asing. Padahal tahun-tahun segitu adalah masa sulit yang
dimana buat makan sehari-hari saja sudah cukup. Disini Pierre menunjukkan
kesetiakawanannya dengan selalu mengingat teman-teman seperjuangan yang mungkin
nasibnya tidak seberuntung Pierre sendiri.
![]() |
Kondisi di depan bangunan ex Restoran Gelas Mas yang berada di area Pasar Sago, Pekanbaru sumber : Dokumentasi Vitho Historia, 2021 |
Begitulah
sedikit kisah mengenai Pierre Tendean dan Restoran Gelas Mas Pekanbaru yang
cukup fenomenal pada zamannya. Kini restoran tersebut sudah tutup namun masih
ada plang nama di bagian depan restoran. Mungkin selagi masih ada objeknya, ayo
didokumentasikan. Ternyata Pekanbaru mempunyai sejarah unik juga di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar