Pertempuran Sungai Pagar (TNI vs PRRI) : Kiprah Pasukan Banteng Raiders 1 (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

 Pertempuran Sungai Pagar (TNI vs PRRI) : Kiprah Pasukan Banteng Raiders 1 (BR-1) di Riau Daratan 1958

Oleh : Vitho Anugrah Pratomo

Pasukan dari Banteng Raiders 1 (BR-1) saat di Pekanbaru, Maret 1958
sumber : historia.id


      
Tak lama setelah PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dibentuk di Sumatra Tengah, maka reaksi pemerintah pusat terhadap hal itu dijawab dengan membentuk sebuah komando operasi gabungan (task force) guna melawan dan menghancurkan gerakan PRRI pada tanggal 15 Februari 1958 yang diberi nama sandi ‘Operasi Tegas’. Susunan komandan operasi ini dipegang oleh Letnan Kolonel (Inf) Kaharudin Nasution, Wakil Komandan I Letkol (Udara) Wirijadinata, dan Wakil Komanda II Mayor (Laut) Indra Soebagio.

Letkol (Inf) Kaharudin Nasution dari RPKAD (kini Kopassus), Komandan Operasi Tegas yang diselenggarakan di Riau daratan. Kelak beliau menjadi Komandan Korem 031/WB dan Gubernur Riau.
sumber : Facebook Kaharudin Nasution (dikelola oleh keluarga)


Kini, nama Kaharudin Nasution diabadikan menjadi salah satu nama stadion sepak bola yang ada di Pekanbaru. Masyarakat Pekanbaru juga mengenal nama stadion ini dengan nama Stadion Rumbai karena secara administrasi terletak di Kecamatan Rumbai.
sumber : instagram @ermans28 (koleksi pribadi)


Pendudukan Pekanbaru

        Turut serta dalam operasi gabungan ini salah satunya ialah pasukan dari Kodam IV/Diponegoro yakni dari Yonif 400/Banteng Raiders, Pasukan Banteng Raiders I (BR 1) Semarang. Waktu itu dipimpin oleh Mayor Ciptono Setiabudi, dengan kekuatan masing-masing kompi dipimpin oleh Lettu Romly (Kompi A), Letnan Maniso (Kompi B), Letda Basiran (Kompi C), dan Letda Subari (Kompi D). Pasukan BR 1 ini berhasil masuk ke Pekanbaru via terjun payung di sekitar Lapangan Udara Simpang Tiga (kini Bandara Sultan Syarif Kasim II) pada tanggal 12 Maret 1958. Disaat yang sama, mereka berhasil menduduki dan menguasai Kota Pekanbaru tanpa adanya perlawanan yang berarti dari pasukan PRRI. Padahal, pada dini harinya pasukan PRRI yang ada di sekitar Lapangan Udara Simpang Tiga ini telah mendapatkan senjata modern pada saat itu seperti M1 Garand, M1 carbine para, Recoilless, Super Bazooka, M2 HB, dan lainnya yang merupakan bantuan dari pihak asing serta jumlah anggota mereka pun tidak main-main, berjumlah sekitar 4 kompi (sekitar lebih dari 400 personel). Mungkin, senjata modern yang diperoleh tidak diimbangi dengan mental dan semangat  juang dari anggota PRRI sendiri, sehingga mereka memilih ‘kabur’ menuju luar Pekanbaru.

Potret Mayor Ciptono Setyabudi, Komandan Banteng Raiders 1 (BR-1)
sumber : koleksi pribadi Priyono


Pasukan BR-1 berfoto di depan senjata rampasan yang ditinggalkan oleh PRRI di sekitar Lapangan Udara Simpang Tiga Pekanbaru, Maret 1958. Banyak ditemukan senjata buatan Amerika Serikat yang pada akhirnya disita dan dikuasai oleh APRI/TNI.
sumber : Catur Windu TNI-AU 1945-1977

Lokasi ini dahulunya merupakan area pendaratan via terjun payung pasukan APRI/TNI pada Maret 1958. Tempat inilah yang dinamakan Simpang Tiga. Lihat secara saksama, jalan sebelah kanan adalah menuju lapangan terbang (jalan lama), sebelah kiri adalah jalan menuju Kampar, Kuansing, Sumatra Barat, via lintas barat, sedangkan arah berlawanan adalah menuju pusat Kota Pekanbaru. Jalan sebelah kiri bernama Jl. Kaharudin Nasution.
sumber : Dokumentasi Pribadi Vitho Historia


Pertempuran di Sungai Pagar, Kabupaten Kampar, Riau

        Pada tanggal 21 Maret 1958, pasukan BR 1 bergerak mengejar pasukan musuh (PRRI) menuju daerah Desa Sungai Pagar, Kabupaten Kampar, sekitar lebih kurang 30 Km dari posisi pendaratan (Lapangan Terbang Simpang Tiga Pekanbaru) perlu diketahui, kini status Sungai Pagar sudah menjadi kelurahan. Saat diperjalanan, kendala pertama yang dihadapi pasukan adalah sebuah sungai yang lebar. Sungai tersebut bernama Sungai Kampar kanan, salah satu sungai besar yang ada di Riau. Mereka mengharuskan menyeberang sungai tersebut agar bisa sampai di tujuan. Saat penyebrangan, awal mulanya hendak menyeberang dengan berenang, namun hal tersebut sekiranya tidak masuk akal sebab Sungai Kampar Kanan mempunyai lebar sekitar 100 meter bahkan lebih. Jadi, pasukan BR 1 melakukan penyeberangan dengan rakit yang dibantu oleh warga tempatan. Penyeberangan tersebut berlangsung pukul 03:00 WIB (dini hari) dengan Kompi B sebagai pasukan kawal depan.

Sungai Kampar Kanan. Sebelum menuju Desa Sungai Pagar, dari arah Pekanbaru memang selalu melewati Sungai Kampar Kanan yang berada di Teratak Buluh, Kabupaten Kampar, Riau. Kini telah dilengkapi dengan jembatan sebagai media penyeberangan.
sumber : Dokumentasi Pribadi Vitho Historia, 2021


Sungai Kampar Kanan yang lebar
sumber : Dokumentasi Pribadi Vitho Historia, 2021


        Pukul 10:00 WIB pagi, pasukan telah sampai di pinggir Desa Sungai Pagar. Saat itu keadaan desa dinilai cukup aman namun tetap waspada. Sebab, diyakini masih ada sisa-sisa gerombolan PRRI yang tinggal di desa dan mungkin saja sebagian dari mereka menyamar menjadi warga desa. Satu-satunya akses ke desa saat itu adalah dengan menyeberang sungai. Saat memantau dan mengintai desa dari sebuah jembatan, satu regu pimpinan Kopral Suprapto melihat ada aktivitas lawan di dalam desa yang dimana mereka sedang menyusun pertahanan. Setelah itu, regu Kopral Suprapto langsung bergerak menuju sasaran dan sesaat sebelum sampai pada ujung jembatan, langsung menerima rentetan tembakan dari pasukan PRRI yang mengakibatkan satu anggota regu BR 1 terluka dan pasukan Kopral Suprapto hanya bisa bertahan di sisi lain dari jembatan saja.

    Mendapat kabar anak buah sedang dalam posisi terjepit dan tidak menguntungkan, Komandan Kompi B BR 1 langsung menyambut dengan mengirimkan regu bantuan menuju lokasi sasaran. Strategi yang dipakai adalah menyusup dengan gerak melambung. Namun manuver sempat terhadang oleh rawa-rawa akan tetapi akhirnya mereka dapat mendekat tanpa diketahui oleh musuh.

Hasil Pertempuran & Pergerakan Lanjutan

    Sambil berlindung dari sebalik tanggul rawa, pasukan BR 1 melakukan serangan mendadak. Terpantau, pasukan PRRI dapat dipukul mundur dan mereka memilih kabur, sama seperti saat pendaratan pertama di Pekanbaru. Setelah kontak tembak tersebut, pasukan Kompi B Banteng Raiders 1 berhasil menguasai Desa Sungai Pagar. Saat melakukan penyisiran, didapati amunisi sisa pasukan PRRI yang ditinggalkan dengan jumlah yang sangat banyak.

    Setelah usai melakukan penyisiran, dinyatakan bahwa Desa Sungai Pagar bersih dari musuh. Selanjutnya, sebagai bagian dari recovery supply peleton dari perbekalan dan angkutan (Bekang) masuk dan membawa suplai amunisi untuk pasukan BR 1 serta mendatangkan kendaraan angkut personil, diantaranya ialah jenis jeep.

     Seakan tidak mau kehilangan ‘buruan’ mereka, dengan langkah pasti pasukan Kompi B Banteng Raiders 1 melakukan pengejaran ke sebuah daerah yang bernama Lipatkain. Lipatkain ini lebih kurang berjarak 40 Km dari Sungai Pagar. Lipatkain sendiri masih masuk ke dalam administrasi Kabupaten Kampar, sama halnya dengan Sungai Pagar.

 

Sumber Artikel :

Priyono. 2012. Infanteri The Backbone of The Army. Yogyakarta : Mata Padi Pressindo

Sitompul, Martin. 2018. Operasi Bersama Gempur Sumatera
    https://historia.id/militer/articles/operasi-bersama-gempur-sumatera-P94zl

Vidiani, Yola Ristania. 2018. Ketika Riau Jadi Saksi Operasi Militer Gabungan Pertama di Indonesia
    https://www.riauonline.co.id/riau/kota-pekanbaru/read/2018/05/29/ketika-riau-jadi-saksi-operasi-   militer-gabungan-pertama-di-indonesia


Next : Pengejaran ke Lipatkain, Satu Truk PRRI Dibabat Habis! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pierre Tendean & Restoran Gelas Mas Pekanbaru : Kisah Pierre Tendean Saat Bertugas di Pekanbaru 1964

Galeri Foto Jadul Jembatan Siak 1 (Leton) Pekanbaru

Pesawat Avon Sabre 86 : Apa Iya Dibeli Oleh Orang Pekanbaru?

Pengejaran ke Lipatkain, Satu Truk PRRI Disikat Habis! : Kiprah Pasukan Banteng Raiders I (BR-1) Yonif 400/Banteng Raiders di Riau 1958

Galeri Foto ABRI (TNI & POLRI) saat Kerusuhan Mei 1998

Peresmian Jembatan Siak 1 (Jembatan Leton) Pekanbaru

Sejarah Kelok 9 : Warisan Sejak Era Kolonial Belanda

Museum Mandala Bhakti : Riwayat Panjang Sebuah Bangunan Tua Kota Semarang